Koordinator BEM PTNU Bekasi Raya, Fiqril Ismail: Pemuda adalah pewaris tunggal kebudayaan kita sendiri
Di tengah derasnya arus globalisasi, kemampuan mereka untuk mengadaptasi dan merevitalisasi warisan budaya akan menentukan apakah Indonesia Emas 2045 berdiri di atas fondasi identitasnya sendiri
Visi Indonesia Emas 2045 memang menargetkan negeri ini menjadi negara berdaulat, maju, adil, dan makmur. Namun, sebagaimana ditegaskan oleh para mahasiswa Nahdlatul Ulama ini, kemajuan sejati tak hanya diukur dari teknologi dan ekonomi, tapi juga dari seberapa kuat bangsa ini berakar pada budayanya sendiri.
Koordinator BEM PTNU Daerah Bekasi Raya, Fiqril Ismail, menyampaikan pesan yang menggetarkan,
“Pemuda adalah pewaris tunggal kebudayaan kita. Di tengah derasnya arus globalisasi, kemampuan mereka untuk mengadaptasi dan merevitalisasi warisan budaya akan menentukan apakah Indonesia Emas 2045 berdiri di atas fondasi identitasnya sendiri.”
Budaya, Bukan Sekadar Kenangan Lama
Fiqril menekankan bahwa pelestarian budaya kini bukan hanya soal menjaga tarian, musik, atau tradisi, tapi juga bagaimana generasi muda mampu berinovasi dan menghidupkannya kembali dalam bentuk baru.
“Pemuda hari ini bisa memanfaatkan media sosial, video pendek, hingga platform digital untuk mempromosikan budaya lokal dengan cara yang lebih segar dan menarik,” ujarnya.
Dengan begitu, budaya Nusantara tak hanya bertahan, tapi juga bisa bersaing dan dikenal di kancah internasional.
Jembatan Antargenerasi
Selain menjadi inovator, pemuda juga berperan sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan.
Mereka perlu belajar langsung dari para sesepuh, pelaku seni tradisional, dan tokoh adat — lalu menerjemahkan nilai-nilai itu agar bisa dipahami dan dicintai kembali oleh generasi sebayanya.
“Budaya bukan hanya tentang masa lalu,” tambah Fiqril,
“Tapi juga tentang bagaimana kita hidup hari ini dan membangun masa depan. Kami, para pemuda, siap menjadi garda terdepan untuk memastikan setiap helai kebudayaan Nusantara tetap hidup, menjadi ciri khas, dan sumber kekuatan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.”
Semangat Sumpah Pemuda, Napas Budaya Bangsa
Pesan ini menjadi pengingat bahwa di balik segala kemajuan zaman, semangat Sumpah Pemuda tetap relevan.
Jika dulu para pemuda bersatu menyatukan bangsa, kini tugas mereka adalah menyatukan kembali hati dan jati diri bangsa lewat budaya.
Dan di tangan mereka — para pemuda yang sadar akan akar budaya — cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan lagi mimpi, tapi keniscayaan. [■]

Posting Komentar