iklan banner gratis
iklan header banner iklan header iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Demo Ojol Besok, Garda Indonesia Klaim 5.000 Driver Siap Turun ke Jalan

Tuntut Regulasi Tarif hingga Copot Menteri Perhubungan. Akankah Ojol Pendemo Menuntut Kapolri Dicopot?

Para driver ojek online turun ke jalan menggelar aksi solidaritas di Yogyakarta atas tewasnya rekan sesama pengemudi Affan Kurniawan dalam demo di Jakarta, 29 Agustus 2025. Tempo/Pribadi Wicaksono

 — JAKPUS |Aksi besar-besaran pengemudi ojek online (ojol) bakal kembali mewarnai ibu kota. Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia menyatakan akan mengerahkan 2.000 hingga 5.000 orang dalam unjuk rasa memperingati Hari Perhubungan Nasional, Rabu, 17 September 2025.

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengatakan massa akan terdiri dari pengemudi ojol roda dua, driver online roda empat, dan kurir logistik.

"Kami memperkirakan jumlah peserta bisa mencapai 5.000 orang," kata Igun saat dihubungi awak media TEMPO, Selasa, 16 September 2025.

Rute Aksi: Dari Kemayoran ke Istana, Kemenhub, hingga DPR
Massa akan berkumpul di markas Garda Indonesia di Jalan Kodam Raya Nomor 6, Kemayoran, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB.

Dari sana, mereka bergerak menuju Istana Presiden untuk melakukan orasi, dilanjutkan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan berakhir di depan gedung DPR RI.

Igun mengimbau masyarakat Jakarta untuk mengantisipasi dampak aksi tersebut.

Menurut dia, sebagian besar transportasi daring akan mematikan aplikasi sebagai bentuk solidaritas.

“Kami sarankan warga memilih moda transportasi alternatif pada 17 September,” ujarnya.


Kritik Keras untuk Menhub
Garda Indonesia menilai momentum Hari Perhubungan Nasional tepat untuk menyuarakan kekecewaan terhadap kinerja Menteri Perhubungan, Dudy Purwaghandi

Igun menuding sang menteri lebih berpihak kepada aplikator ketimbang pengemudi.

“Beliau cenderung bertindak sebagai pengusaha, bukan sebagai menteri.

Kebijakan yang muncul selama ini menunjukkan adanya vendor driven policy, di mana arah regulasi seolah dikendalikan perusahaan aplikasi,” kata Igun.


Aliansi Luas, Tuntutan Tegas
Aksi ini tak hanya melibatkan komunitas ojol, tapi juga mahasiswa dari berbagai kampus, termasuk BEM Universitas Indonesia. Mereka membawa tujuh tuntutan utama:
  1. Mendesak Rancangan Undang-Undang Transportasi Online masuk Prolegnas 2025-2026.
  2. Menetapkan potongan aplikator maksimal 10 persen.
  3. Membuat regulasi tarif pengantaran barang dan makanan.
  4. Melakukan audit investigatif atas potongan 5 persen oleh aplikator.
  5. Menghapus program aplikator yang dinilai merugikan mitra, seperti Aceng, Slot, Multi Order, hingga Member Berbayar.
  6. Meminta Presiden mencopot Menteri Perhubungan.
  7. Mendesak Kapolri mengusut tuntas tragedi 28 Agustus 2025 yang menewaskan Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang meninggal dalam aksi di Jakarta.

Aksi Solidaritas Lintas Kota
Demo ini juga disebut sebagai kelanjutan solidaritas atas gugurnya Affan Kurniawan.

Sebelumnya, aksi serupa telah digelar di Yogyakarta pada 29 Agustus lalu. Garda menyebut kasus Affan menjadi simbol betapa rentannya pengemudi ojol saat menyuarakan aspirasi.

“Perjuangan ini bukan hanya soal tarif, tapi juga soal keselamatan, keadilan, dan masa depan pekerjaan transportasi daring di Indonesia,” pungkas Igun[■]
Reporter: NMR Redaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
Iklan Paralax
iklan banner Kemitraan Waralaba Pers

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
banner iklan JabarOL square