Warga Terdampak Tanah Bergerak Desa Ratamba, Pertanyakan Dana Donasi, Desa Dianggap Tidak Transparan
jabar-online.com - Rabu 23 Juli 2025, 14:08 WIB, ASW/ONE/DikRiz

— BANJARNEGARA | Sudah lebih dari enam bulan sejak tanah di Dusun Kalierang, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, bergerak dan memaksa puluhan kepala keluarga mengungsi.
Mereka menyebut distribusi dana terasa ganjil, sebab pembagian itu tak pernah benar-benar melibatkan mereka sebagai penerima manfaat. Bahkan, rincian peruntukan anggaran pun kabur.
Menurut Ade, seharusnya dana donasi yang masuk, termasuk yang ditransfer melalui Rekening Peduli Ratamba, diumumkan secara transparan.


Namun, alih-alih tuntas mendapat bantuan, kini sebagian korban justru diselimuti tanda tanya: ke mana aliran dana donasi yang semestinya untuk mereka?
Ade Rochyati (35), salah satu warga terdampak, bersuara lantang mempertanyakan kejelasan dana bantuan yang dikumpulkan pascabencana.
Ade Rochyati (35), salah satu warga terdampak, bersuara lantang mempertanyakan kejelasan dana bantuan yang dikumpulkan pascabencana.
“Kami hanya tahu dari catatan desa, totalnya sekitar Rp91 juta lebih. Tapi kami, yang 16 KK ini, hanya menerima Rp3.750.000 per keluarga,” ujar Ade, Selasa (22/7).
Ia tak sendirian. Suara serupa disuarakan Evi Atun, Somadi, dan Paryuti—warga yang juga terdampak.
Ia tak sendirian. Suara serupa disuarakan Evi Atun, Somadi, dan Paryuti—warga yang juga terdampak.
Mereka menyebut distribusi dana terasa ganjil, sebab pembagian itu tak pernah benar-benar melibatkan mereka sebagai penerima manfaat. Bahkan, rincian peruntukan anggaran pun kabur.
Menurut Ade, seharusnya dana donasi yang masuk, termasuk yang ditransfer melalui Rekening Peduli Ratamba, diumumkan secara transparan.
“Kami warga kan cuma dikasih tahu jumlah akhirnya. Tapi bagaimana prosesnya, siapa saja penyumbangnya, untuk apa saja dikeluarkan—kami gelap,” kata Ade.
“Jangan sampai derita korban dijadikan komoditas.” tegasnya kepada JabarOL.
Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (23/7), Kepala Desa Ratamba, Juniawan, tak menampik jumlah dana yang sempat mengendap di rekening bantuan.
Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (23/7), Kepala Desa Ratamba, Juniawan, tak menampik jumlah dana yang sempat mengendap di rekening bantuan.
Ia menyebut totalnya Rp91.881.048, hasil penggalangan dari berbagai komunitas dan individu yang peduli pada bencana tersebut.
Juniawan lalu memanggil dua perangkat desanya—Ratih (Bendahara) dan Yani (Kesra)—untuk menjelaskan lebih lanjut. “Donasi disimpan di rekening bank, lalu didistribusikan ke posko dan warga,” ujar Juniawan.
Ratih mengaku tidak ingat secara rinci berapa dana yang dibagi ke setiap pos penerima. Namun, ia menyebut sekitar Rp50 juta digunakan untuk kebutuhan posko: dapur umum, solar alat berat, hingga logistik harian.
Juniawan lalu memanggil dua perangkat desanya—Ratih (Bendahara) dan Yani (Kesra)—untuk menjelaskan lebih lanjut. “Donasi disimpan di rekening bank, lalu didistribusikan ke posko dan warga,” ujar Juniawan.
Ratih mengaku tidak ingat secara rinci berapa dana yang dibagi ke setiap pos penerima. Namun, ia menyebut sekitar Rp50 juta digunakan untuk kebutuhan posko: dapur umum, solar alat berat, hingga logistik harian.
“Sisanya dibagikan ke warga terdampak,” kata Ratih, dengan nada terbata.
Sayangnya, Ratih tak mampu merinci berapa nominal yang tersisa setelah kebutuhan posko terpenuhi. Bahkan, ia mengaku tidak tahu secara pasti berapa uang yang diterima tiap keluarga.
Yang terang, para pengungsi merasa distribusi bantuan dilakukan sepihak, tanpa musyawarah yang memadai.
Sayangnya, Ratih tak mampu merinci berapa nominal yang tersisa setelah kebutuhan posko terpenuhi. Bahkan, ia mengaku tidak tahu secara pasti berapa uang yang diterima tiap keluarga.
Yang terang, para pengungsi merasa distribusi bantuan dilakukan sepihak, tanpa musyawarah yang memadai.
“Warga tahunya cuma terima jadi. Tidak ada pelibatan kami dalam penentuan penggunaan dana,” ujar Paryuti.
Di akhir penjelasannya, Juniawan menegaskan bahwa seluruh dana telah habis digunakan sesuai kebutuhan lapangan.
Di akhir penjelasannya, Juniawan menegaskan bahwa seluruh dana telah habis digunakan sesuai kebutuhan lapangan.
“Yang penting sudah disalurkan, baik ke korban maupun kebutuhan tanggap darurat,” ujarnya singkat.
Namun bagi para korban tanah bergerak, yang selama berbulan-bulan tidur di posko pengungsian dan makan dari dapur umum seadanya, ketidakjelasan itu menyisakan luka yang tak kalah perih dari bencana itu sendiri. [■]
Namun bagi para korban tanah bergerak, yang selama berbulan-bulan tidur di posko pengungsian dan makan dari dapur umum seadanya, ketidakjelasan itu menyisakan luka yang tak kalah perih dari bencana itu sendiri. [■]


Posting Komentar