iklan banner gratis
iklan header banner iklan header iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Tim Investigasi CSR: Wartawan dan Antikorupsi Bergandeng Tangan

LAKI dan PWI Bekasi Raya Bentuk Tim Investigasi Independen Program CSR di Kota Bekasi

Tim independen bentukan LAKI dan PWI Bekasi Raya siap menelusuri dugaan tumpang tindih dana CSR dengan program pemerintah daerah. Bekasi, kota yang tak pernah kehabisan proyek dan janji sosial. Tapi di balik deretan plakat “bantuan CSR”, tercium bau familiar: tumpang tindih, gratifikasi, dan kepentingan kelompok.

 — KOTA BEKASI | Gerah melihat gelontoran dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang sering muncul tanpa jejak jelas, dua lembaga sipil akhirnya turun tangan.

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bekasi Raya berkolaborasi dengan Lembaga Anti Korupsi Indonesia (LAKI) membentuk Tim Investigasi Independen CSR Kota Bekasi.

Tim ini akan bekerja lintas lembaga dan berbasis data publik. Tujuannya sederhana tapi berani: memastikan setiap rupiah dana CSR benar-benar sampai ke masyarakat, bukan nyangkut di spanduk kegiatan atau di dompet yang salah alamat.

Sidik Warkop nyeletuk: Kalau CSR itu benar-benar tanggung jawab sosial, kenapa yang lebih tanggung jawab malah rakyat, bukan perusahaan atau pejabatnya? Warga udah transparan kok—sampai isi dapur juga udah kelihatan!”

CSR Bukan Alat Politisasi dan Gratifikasi
Ketua Umum LAKI, Burhanudin, S.H., menegaskan langkah ini sebagai bentuk perlawanan moral masyarakat sipil terhadap praktik pencitraan terselubung lewat CSR.

“CSR adalah amanah sosial, bukan alat politik. Banyak kegiatan di Bekasi yang diklaim CSR, tapi dananya tidak jelas sumber dan penggunaannya. Kita ingin buka semua ini secara objektif,” kata Burhanudin, Sabtu (11/10/2025).

Ia menambahkan, LAKI akan menelusuri proyek CSR yang tumpang tindih dengan APBD, terutama yang kerap muncul saat musim politik tiba—seperti jamur setelah hujan proyek.

Sidik Warkop kembali nyeletuk: Kalau CSR udah numpang lewat di APBD, berarti itu CSR rasa APBN. Tinggal tunggu aja nanti keluar program baru: CSR for Caleg Revival.”

Pers Jadi Pengawal Akuntabilitas
Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, menilai keresahan publik sudah di ambang batas.

Dalam Dialog Publik Transparansi CSR yang digelar pada 9 Oktober lalu, hampir semua peserta kompak: mereka tak tahu CSR disalurkan ke mana, siapa yang menentukan, dan siapa yang mengawasi.

“Hasilnya jelas, publik buta arah. Maka pembentukan Tim Investigasi ini adalah langkah moral dan profesional insan pers serta pegiat antikorupsi,” kata Ade.

PWI Bekasi Raya berjanji menurunkan jurnalis investigatif terbaiknya untuk mendampingi kerja tim. Mereka akan mengawal proses hingga laporan akhir, memastikan hasilnya tak sekadar jadi berita musiman.

Sidik Warkop menutup dengan tawa getir:
“Wartawan ikut ngawasin CSR? Mantap! Asal jangan nanti malah wartawannya yang dikasih CSR versi nasi kotak. Bekasi butuh transparansi, bukan traktiran warung kopi.”

Catatan Akhir Redaksi:
Tim Investigasi Independen ini akan mulai bekerja pekan depan, dengan agenda awal memetakan proyek CSR tahun anggaran 2023–2025 di seluruh wilayah Kota Bekasi.

Publik diharapkan berpartisipasi memberikan data, laporan, dan temuan lapangan. Karena di kota yang penuh spanduk ucapan selamat, barangkali yang paling pantas kita ucapkan sekarang adalah:
“Selamat datang, Transparansi.”. [■] 

Reporter: NMR Redaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
Iklan Paralax
iklan banner Kemitraan Waralaba Pers

Post a Comment

أحدث أقدم
banner iklan JabarOL square