Gus Shol, Dari Gedung Dewan Turun ke Jalan: Tetap Mendampingi Warga Meski Tak Lagi Duduk di Kursi Empuk
Mantan legislator PPP Kota Bekasi ini membuktikan bahwa pengabdian tak harus menunggu jabatan. Di sela kesibukan warga, Sidik Warkop nyengir: “Wah, ini baru pejabat yang pensiun tapi gak pensiun dari nurani!”

Setiap hari, minimal tiga kegiatan sosial ia hadiri — mulai dari pengajian, bimbingan administrasi kependudukan, hingga membantu warga yang tersendat urusan kesehatan.
Sidik Warkop nyeletuk: “Waduh, kalau semua mantan pejabat kayak begini, bisa-bisa pos ronda kalah sibuk! Tapi tenang, setidaknya gak ada yang sibuk selfie di depan spanduk ‘Saya Peduli’ doang.”
Gus Shol mengaku, meski sudah tak lagi duduk di kursi DPRD, dirinya merasa masih punya tanggung jawab moral untuk hadir di tengah masyarakat.
“Alhamdulillah, saya masih dikenal warga dan tetap menerima aspirasi mereka, sama seperti waktu masih di DPRD dulu,” ujarnya saat dihubungi media melalui WhatsApp, Jumat (10/10/2025).
Politisi PPP itu menegaskan, pendampingan yang dilakukannya bukan ajang pencitraan politik, tapi bentuk komitmen pribadi.
Warga kerap meminta bantuan soal administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, bahkan sekadar panduan prosedur pelayanan publik yang sering kali ruwet.
Menurutnya, jabatan hanyalah sarana, sementara yang utama adalah manfaat bagi masyarakat.
“Saya tidak ingin warga kehilangan harapan hanya karena seseorang sudah tidak menjabat,” katanya. “Selama mampu, saya akan tetap turun mendengar dan membantu warga.”
Sidik Warkop menutup dengan gaya khasnya: “Mantap, Gus! Ini baru namanya turun tangan, bukan turun pamflet. Kadang jabatan itu kayak payung bocor, kalau hujan basah juga. Tapi niat baik kayak begini? Gak lekang walau gak duduk di kursi empuk.”
Kegiatan sosial dan pendampingan masyarakat yang dijalankan Gus Shol kini mulai dilirik banyak tokoh lokal. Mereka mengapresiasi konsistensinya yang jarang ditemui di antara mantan pejabat.
Ia berharap, semangat kebersamaan ini bisa mendorong pemerintahan Kota Bekasi menjadi lebih terbuka, responsif, dan berpihak pada warga kecil.
“Pelayanan publik harus bisa dirasakan semua orang, bukan hanya segelintir,” tutupnya.


Posting Komentar