iklan banner gratis
iklan header banner iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Demo Mahasiswa Kedua di Kantor Satpol PP Jl. Pangeran Jayakarta

Mahasiswa Peduli Rakyat Kembali Tantang Satpol PP atas Dugaan “Omon-Omon” Penertiban Spa dan THM


Dari aksi itu, kita bisa ambil kesimpulan, ujar Sidik Warkop, bahwa ini demo udah kayak sinetron azab, bro... ada part dua-nya! Bedanya, ini bukan karena rebutan warisan, tapi rebutan penegakan Perda! Satpol PP mah slow response, kayak sinyal WiFi gratisan di kelurahan!

 BEKASI SELATAN — Dua aktivis yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat Kota Bekasi kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bekasi, Jalan Pangeran Jayakarta, Harapan Mulya, Medan Satria, Kamis, 10/7/2025, Pukul 10.00 WIB. 

Ini adalah aksi kedua mereka menagih janji penertiban “tunasusila”— sebutan mahasiswa untuk praktik pijat, spa, dan tempat hiburan malam (THM) yang dianggap melanggar Peraturan Daerah.

Spanduk bertuliskan “Omon-Omon Ngomong Doang” dan “Tutup Semua Spa Prosti­tusi Berkedok Panti Pijat” dikibarkan di gerbang utama.

Sidik Warkop, pengamat sosial yang juga pemilik beberapa jejaring media ini menyatakan dengan pedas;

“‘Omon-omon’ tuh bahasa Bekasi buat ‘omdo’ alias ‘omong doang’. Ini kayak sindiran lembut... kalau pakai batu! Cuma ngomong, tapi nggak jalan. Kasatpol PP ini cocok jadi motivator, bukan penegak Perda. Inspirasinya tinggi, aksinya cuti!”

Muhammad Imron, koordinator lapangan, mendesak agar Satpol PP tak lagi menunda penutupan Delta Spa, Delvana Spa, Chrysant Spa, Kings Royal Spa, dan klub malam Zentrum.

“Kami kembali ke sini untuk menunjukkan ketidak­hormatan kami terhadap Satpol PP yang acuh terhadap laporan aksi pertama. Kalau memang bukti sudah jelas, tutup sekarang juga!” kata Imron dalam orasinya.

Dan Sidik Warkop kembali berkomentar dm tentang pernyataan pendemo yang tajam bikin perih itu.

“Waduh, udah bukan demo lagi ini, tapi deklarasi ‘tidak hormat nasional’. Biasanya orang minta audiensi, ini langsung ‘nggak respect’. Kasatpol PP pas baca pasti langsung nyari kotak amal buat beli wibawa baru!” kata Sidik Warkop nyelekit.

Aliansi itu merujuk pada Perda Kota Bekasi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata—khususnya Pasal 15 yang mengatur sanksi bagi usaha spa dan pijat yang menyediakan layanan seks, katanya.


Mereka juga mengutip Perda Nomor 4 Tahun 2013 Bab III Pasal 2, yang menegaskan wewenang Satpol PP sebagai penegak Perda.

Menyikapi pemahaman landasan hukum ini, Sidik Warkop kembali berkomentar kocak.

“Ini anak demo nggak main-main, bawa ayat perda segala! Satpol PP-nya langsung buka Google: ‘Pasal 15 itu yang mana ya?’ Biasanya kan yang hafal pasal cuma pengacara, sekarang mahasiswa juga hafal. Hebat, kuliah sambil sidak!” tukasnya serius.

Aspirasi mahasiswa berfokus pada tiga tuntutan:
  1. Penutupan segera semua spa dan THM yang telah dilaporkan.
  2. Pengunduran diri Kepala Satpol PP Kota Bekasi, atas dugaan kelalaian pelaksanaan Perda.
  3. Pengawasan ketat agar tak ada tempat praktek prostitusi berkedok pijat/spa di wilayah Kota Bekasi.

Menanggapi tiga tuntutan ini, Sidik Warkop katakan, “Ini tuntutan paket lengkap: penjara, pensiun dini, dan pengawasan! Kasatpol PP udah kayak aktor sinetron yang disuruh cuti syuting karena skandal. Tinggal tunggu netizen komen: ‘Pecat, Bang!’”

Sejauh ini, Kasatpol PP Kota Bekasi belum memberikan tanggapan resmi terhadap surat permintaan klarifikasi maupun demonstrasi kedua ini.

“Ya iya lah, mungkin beliau lagi meditasi, mikir: ‘Kenapa juga gue jawab, ntar makin rame.’ Tapi ingat Bang, diam bukan emas kalau masyarakat udah ngamuk. Diam itu cuma cocok buat paku di dinding, bukan pejabat!” ujar Sidik Rizal.

Sedangkan Imron memperingatkan, jika aspirasi mereka tak diindahkan sebelum Jumat pekan depan, aliansi akan menggelar “aksi besar-besaran.”

Dan lagi-lagi Sidik Warkop mengompori pernyataan pendemo ini; “Besar-besaran ini biasanya bawa spanduk makin gede, speaker makin cempreng, dan energi makin panas. Jangan sampai demo ketiga jadi ‘Festival Satire Bekasi Raya’. Tanggung, sekalian bikin lomba yel-yel ‘Satpol PP Gagal Move On!’


Aksi mahasiswa ini menjadi sorotan publik, mengingat tingginya angka keluhan masyarakat terhadap praktik spa dan hiburan malam yang sebagian ditengarai menyalahi aturan.

Satpol PP, dalam pernyataan media sebelumnya, sempat menyatakan siap “tutup detik ini juga” jika bukti perkara lengkap —pernyataan yang kini dipertanyakan kredibilitasnya oleh para demonstran.

Menimpali pernyataan Satpol PP tersebut, Sidik Warkop berikan sindiran halus, “‘Detik ini juga’, katanya. Lah detiknya udah jadi minggu, minggunya udah lewat Lebaran. Ini bukan eksekusi, ini drama delay. Kalau Kasatpol PP masuk TikTok, caption-nya pasti: ‘Janji tinggal janji, seperti eks pacar yang ghosting.’”

Dalam suasana yang mulai memanas, tumpukan spanduk dan yel-yel mahasiswa menyisakan satu pesan keras: bukti tanpa aksi akan menjadi bahan ejekan mahasiswa selanjutnya.

Sidik Warkop langsung mendukung niat para mendemo untuk melanjutkan aksi demo ke level berikutnya.

Yel-yelnya keras, Satpol-nya tipis! Ini bukan soal spa atau THM doang, tapi tentang keberanian birokrat menghadapi mahasiswa. Jangan sampai cuma mahasiswa yang punya nyali, sementara pejabatnya malah sibuk nyari spa versi syariah buat ngeles!” pungkas Sidik Warkop[■] 

Reporter: Sis/Rezan Redaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
Iklan Paralax
iklan banner Kemitraan Waralaba Pers

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
banner iklan JabarOL square