contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Polusi Udara di Bogor Makin Memburuk, Ini Kata Caleg PDIP Kota Bogor

Polusi Udara Bogor Memburuk, Kebun Raya Bogor dan Hutan Kota Tak Mampu Bersihkan Udara, Peningkatan Konsentrasi PM2,5 & CO2 Tembus Hingga 400ppm

jabar-online.com, Kamis, 28 September 2023, 19:21 WIB

KOTA BOGOR, jabarOL Polusi udara di Kota Bogor sering memburuk. Kebun Raya Bogor dan hutan kota di Bogor tak mampu bersihkan udara di Kota Bogor.

Udara di Kota Bogor sering terjadi peningkatan Konsentrasi PM2,5 dan kandungan karbondioksida di atmosfer menembus hingga 400ppm.


Ketika Wakil Ketua PDI Perjuangan Kota Bogor ini dihubungi via whatsapp nya, dia mengatakan, “Jika PM 2,5 menembus sistem pernafasan & masuk ke paru-paru, akan menaikkan kasus pneumonia dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) terutama pada balita dan lansia.”


Dr Rini Hidayati, biometeorologist dari IPB University highlighted the worsening air pollution in Bogor (28/9/2023)

Menurut Dr. Rini Hidayati (Pakar Biometeorologi IPB) penyebab makin pekatnya polusi udara Bogor :

  1. Musim kemarau dan el-Nino yg menyebabkan air hujan tidak mampu membersihkan polutan udara yang berasal dari kendaraan berbahan bakar fosil, limbah pabrik dan rumah tangga.
  2. Kemacetan di Kota Bogor menyebabkan kendaraan berbahan bakar fosil lebih banyak dan lebih lama membuang polutan ke udara.
  3. Pembuangan limbah pabrik dan pembakaran sampah rumah tangga meningkatkan polutan udara.

Baca juga: H.Mochtar Mohamad, S.Sos Ziarahi Makam Mendiang Bapak Bangsa, Taufiq Kiemas, Suami dari Mantan Presiden ke-empat Megawati Soekarnoputri

“Pertanyaannya, apakah semaraknya atribut-atribut kampanye caleg di berbagai sudut kota berkontribusi menambah polusi udara?” ujar Vayireh Sitohang menyindir para caleg di kota Bogor.


"Apakah pembangunan drainase, jalan-jalan, jembatan, gedung-gedung dan lain-lain berkontribusi menambah polutan udara?' imbuhnya lagi.

Baca juga: H. Mochtar Mohamad, S.Sos: Akankah DPR-RI Gunakan Hak Angket atas Pelanggaran Konstitusi terhadap Putusan Ketua MK Anwar Usman?

Apakah peningkatan rumah tangga yang memasak sendiri dgn kompor gas akibat resesi ekonomi berkontribusi meningkatkan polusi udara?



Apakah kepadatan penduduk semakin tinggi menyebabkan lahan terbuka hijau semakin terbatas berkontribusi membuat buruk lingkungan? Dan lain seterusnya.

Justru sang caleg PDIP untuk DPRD Kota Bogor ini beretorika ke jabarOL, “Menurutmu apa yg harus dilakukan para caleg untuk melestarikan alam kehidupan yg asri dan lestari?”

“Ayolah kita jaga dan rawat bumi, ciptakan lingkungan sehat dan sejuk! Selamatkan balita dan lansia!” pungkas Vayireh Sihotang.

Baca juga: Walikota Bekasi Tri Adhianto Dituntut Warga Karena Pencemaran Limbah Kali Bekasi di saat Musim Kekeringan Parah

Sedangkan sang Pakar Biometeorologi IPB, dirinya menyebut, kendaraan Biskita yang ditujukan untuk menggantikan angkot jumlahnya juga belum signifikan. Di sisi lain kondisi lalu lintas Bogor lebih semrawut dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

“Perlu ada pengaturan lalu lintas yang lebih tepat sehingga kendaraan tidak menumpuk di satu lokasi yang menyebabkan kemacetan yang dapat menambah polutan di udara, misalnya dengan penerapan kembali jumlah angkot yang beredar bergantian siang atau malam, car free day, dan upaya meningkatkan kedisiplinan pengendara,” katanya.


Dia menjelaskan, saat pandemi tidak ada musim kemarau yang kering karena bersamaan dengan periode La Nina. Saat ini musim kemarau diperparah oleh peristiwa El Nino sehingga terjadi kemarau kering dibandingkan kondisi normalnya.

“Tidak hanya itu, angin laut siang hari dari wilayah pantai barat dan utara Jakarta akan melewati Cibinong, Citeureup, Gunung Putri, dan sekitarnya menuju ke jajaran gunung yang mengelilingi kota Bogor. Hal ini memungkinkan membawa polutan ke kota dan kabupaten Bogor,” jelasnya.

Baca juga: Paksa Masuk Gedung DPR, Polisi Semprot Water Canon ke Massa APDESI

Berdasarkan pengamatannya, pada bulan Agustus 2023 tercatat konsentrasi bahan partikulat cukup tinggi, terutama PM2,5 yang sangat sering berada pada kondisi kurang sehat untuk kalangan yang sensitif.


PM2,5 dapat menembus sistem pernafasan hingga masuk ke paru-paru. Kondisi ini meningkatkan potensi kenaikan kasus pneumonia dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) terutama pada balita dan lansia.

Pada kasus kelembaban udara tinggi, kata Rini, polutan ini dapat bersifat sebagai inti higroskopis dalam pembentukan awan sehingga meningkatkan potensi hujan. Tetapi saat ini kelembaban udara tidak cukup tinggi untuk membentuk awan yang potensial.


Sementara, sumber polutan terus ada, jadi saat ini partikel tetap berada di udara menjadi polutan padahal hujan yang turun kurang cukup untuk mencuci polutan. Hasil pengukuran udara di IPB Baranangsiang menunjukkan setelah selesai hujan, konsentrasi polutan terutama PM2,5 masih meningkat kembali.


Ia menjelaskan, penyebab polusi lainnya adalah limbah pabrik dan pembakaran sampah juga merupakan sumber polutan di udara.

Menurutnya, membuang limbah atau membakar sampah di malam hari akan menyebabkan polutan terkonsentrasi di sekitar pembuangan limbah.


Jika pembuangan limbah dilakukan di siang hari, polutan akan terencerkan ke atas dan tersebar di wilayah yang lebih luas.

“Akan lebih baik jika limbah diolah terlebih dahulu, sebagai contoh membakar sampah dalam incinerator dan menyaring asap pembuangan pabrik sebelum dibuang ke udara,” kata Dr Rini yang juga peneliti Pusat Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim (CCROM) IPB University.

Berdasarkan pengamatan CCROM, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer juga sudah menembus angka 400ppm. Selain kualitas udara yang memburuk, kualitas atmosfer yang mempengaruhi iklim juga perlu diwaspadai agar iklim tetap bersahabat dengan kehidupan manusia. [■]
Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
banner